Oleh. Dessy Megawati, S.Pd
(Guru Geografi)
Dalam bidang pertanian , perkebunan , maupun usaha tanaman hias seringkali kita mendengar istilah pupuk. Pupuk adalah salah satu bahan yang dibutuhkan tanaman untuk menyuburkan tanah. Tujuannya adalah agar tanaman lebih sehat karena unsur hara terpenuhi. Pupuk juga sebagai salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai pupuk kompos , ada baiknya jika kita mengetahui tentang kompos itu sendiri. Kompos termasuk dalam kategori pupuk berdasarkan asalnya, yaitu alam. Kompos adalah hasil penguraian yang tidak lengkap (parsial) dari bahan-bahan organik yang kemudian dipercepat oleh beberapa jenis bakteri atau mikroba dalam kondisi tertentu. Hasilnya adalah kompos yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Sementara itu, pengomposan adalah proses bahan organik yang mulai mengalami penguraian dan dibantu oleh bakteri sebagai sumber energinya.
Pupuk kompos mulai banyak dimanfaatkan, karena hampir tidak memiliki efek samping buruk bagi lingkungan. Kompos memiliki manfaat di sektor lingkungan . Sampah-sampah organik yang berserakan dapat dikumpulkan untuk diolah menjadi pupuk sehingga tidak menyumbat aliran sungai yang dapat menimbulkan banjir. Banyaknya tumpukan sampah juga berpotensi mengganggu kesehatan. Sampah dapat menjadi tempat berkembangbiak bagi bakteri maupun organisme lain yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan.
SMA Negeri 8 Semarang adalah salah satu contoh sekolah yang peduli terhadap lingkungan. Banyak terdapat pohon di sekitar lingkungan sekolah, tentunya memiliki potensi limbah ranting kayu . Salah satu bahan alami untuk membuat pupuk kompos adalah ranting pohon
Memang, ranting pohon memiliki struktur yang keras, sehingga cukup memakan waktu saat dijadikan kompos. Namun dengan lingkungan SMA Negeri 8 Semarang yang luas dan lahan yang memadai, maka pengomposan ranting pohon bisa dilakukan. Pupuk kompos itu sendiri, nantinya dapat digunakan sebagai penyubur tanaman yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Pengomposan ranting pohon dilakukan agar tidak ada lagi kebiasaan membakar kayu, karena dengan membakar kayu memberi kerugian secara ekologi dan ekonomi, maka sangat lebih menguntungkan bila ranting pohon diolah menjadi kompos. Pengomposan dapat dilakukan dengan dengan teknik yang lebih sederhana, dan tidak terlalu menghabiskan banyak biaya.
Berikut adalah cara mengolah ranting pohon untuk menjadikan kompos, yaitu :
- Pengomposan ranting pohon ataupun sisa pembukaan lahan memang membutuhkan waktu yang lebih lama, karena memiliki strukturnya yang keras dan membutuhkan waktu lebih lama.
- Siapkan lahan pengomposan, kemudian dibuat lubang di lahan yang ada, tetapi jika pada saat membuat lubang membutuhkan biaya, maka dapat memanfaatkan kondisi struktur tanah di lahan tersebut. Struktur tanah tidak selamanya rata, maka beberapa tanah yang letaknya lebih rendah bisa digunakan untuk tempat pengomposan.
- Selain tanah, maka disiapkan dedaunan sebagai campuran bahan kompos, karena sebagai bahan campuran dapat memanfaatkan bahan yang ada di lingkungan sekitar, sehingga bisa menghemat biaya pengomposan.
- Ratakan bahan kompos yang sudah disiapkan, dengan cara membuat bahan kompos tersebar di tumpukan ranting pohon yang akan dijadikan kompos. Kemudian menyiapkan ranting pohon atau sisa pembukaan lahan dibuat secara lapisan atau berlapis. Tiap lapisan bisa dibuat ketebalan 30 sampai 50 cm, tergantung banyaknya bahan campuran kompos yang ada. Lapisan bahan pengomposan bisa disesuaikan dengan kondisi lahan, demikian pula ketinggian dari lapisan kompos ini.
- Jika waktu sudah berjalan, biasanya lapisan tanah pengomposan akan mengalami penurunan, bahkan bila ketinggian tempat pengomposan sekitar satu meter bisa turun ketinggiannya sekitar separuhnya. Artinya, ranting pohon tersebut sudah menjadi kompos dan siap untuk digunakan.
Itulah salah satu upaya bentuk usaha pelestarian lingkungan di SMA Negeri 8 Semarang. Pembuatan kompos dengan memanfaatkan ranting pohon merupakan salah satu icon “PESONA DAHLIA”, semoga segera terwujud sekolah adiwiyata. Nah, selamat mencoba yah!