Nama: Bayu Ariyanto
Kelas: XMIPA3
No.Absen: 9
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak meperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang,salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, pada tahun 2013-2017 diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 1,47 juta ha pertahunnya (atau seluas 16 kali luas Kota Semarang). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005-2015 jumlah kejadian bencana di Indonesia mengalami fluktuasi. Dalam periode tersebut, puncak bencana terjadi pada 2014 dengan total 1.996 bencana. Kejadian tersebut terdiri atas bencana geologi dan hidrometeorologi. Bencana geologi yang kerapkali terjadi berbentuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan tanah longsor. Sebaliknya, bencana hidrometeorologi berupa bencana banjir, gelombang ekstrem, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, serta cuaca ekstrem. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), dalam periode 2005-2015 hidrometeorologi mendominasi 78% kejadian bencana. Sekitar 22% sisanya berbentuk geologi.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan kerusakan lingkungan dan bencana alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Penegasan Ulang:
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.