Cerpen Ekstra Jurnalistik SMA Negeri 8 Semarang

Hati Yang Tak Siap Patah

 

Di saat aku terluka, kenapa kau begitu bahagia? Apa kamu sudah terbiasa tanpa adanya aku? Apa kamu sudah mencintai orang lain? Katamu, aku kuat? Nyatanya aku tak sekuat itu Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?

 

Masih banyak lagi Pertanyaan yang terlintas di benak ku. Aku merindukan mu wahai ‘Pangeran Malam’.

 

Pada saat sinar rembulan tiba, aku selalu menyebut namamu di setiap malamku. Namun, kau tak kunjung datang Aku menunggumu hingga Saat ini Menunggumu di balik Jendela kamar yang sangat gelap, menggambarkan kesunyian Lalu, aku menatap langit, dan berkata dalam hati, “Sedang apa kau di sana?”, “Sudah kah kau berfikir untuk kembali pada ku?. ” Aku menunggumu kembali”.

 

Pada indahnya cahaya malam, aku terlelap dengan jendela terbuka menghembuskan angin-angin malam masuk ke dalam kamar ku. Seketika aku terbangun merasakan hawa yang sangat dingin, aku beranjak dari kasur ku, lalu ku tutup jendela kamar. Tepat pada pohon cemara seberang rumahku, sekilas melihat dirimu samar-samar. Aku mengerjapkan mata berkali-kali, namun tak ada seseorang pun dari sana. Aku kembali pada kasur kesayangan ku dan samar-samar mendengar bisikan, “Tak usah khawatir aku selalu bersamamu”. Aku menoleh kesana kemari, namun nihil tak ada siapapun di sini.

 

Aku melanjutkan tidurku. Belum sampai terlelap, aku merasa ada seseorang yang sedang menghampiri ku, aku terdiam sesaat mataku melihat ada sosok yang ku rindukan.

“Hai, aku ada disini bersamamu. Venus” ucap seseorang disana. Venus yang melihatnya pun terkejut bukan main dan seketika aku tersenyum, “Apa kau kembali padaku? ucap venus”.

 

“Tidak, aku hanya ingin berpamitan padamu” ucapnya. Hati Venus kembali merasakan sakit yang teramat dalam, hingga rasanya seperti di tusuk beribu-ribu pisau

 

“Hahaha, Galaksi apa kau bercanda?” tanya ku memastikan.

 

“Tidak, aku tidak bercanda. Jika kamu mencintaiku, tunggu aku kembali dan meminang mu” ucap Galaksi.

 

Venus tak kuasa menahan tangisnya, lalu ia berucap, “Aku akan menunggumu, karena aku mencintai mu” ucap Venus sembari menangis.

 

Lalu venus merasakan kecupan lembut di dahinya. Hati venus seakan menghangat karena kecupan tersebut.

 

“Terima kasih karena kamu sudah mau menungguku. Aku Pamit”. Lalu Setelah mengucapkan hal itu Galaksi membuka Jendela kamar Venus dan keluar lewat Jendela itu. Menyisakan Venus yang sedang menangis tersedu-sedu. Setelah Venus menangis, tak terasa ia tertidur dalam keadaan hati yang patah.

 

 

 

Writer : Wahyu Eka Aristi

2 thoughts on “Cerpen Ekstra Jurnalistik SMA Negeri 8 Semarang”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *